Senin, 08 Desember 2014

Ajudan Dandim Diduga Gantung Diri, Keluarga Temukan Kejanggalan

Kopka Andik Dalam keadaan di borgol digantung disel penjara
SURABAYA, KOMPAS.com - Keluarga Kopka Andi Pria Dwi Harsono, Ajudan Dandim 0812 Lamongan yang ditemukan tewas tergantung pada 12 Oktober lalu di ruang intel Kodim, mencurigai adanya aksi penganiayaan terhadap Kopka Andi. Mereka curiga, setelah dianiaya, lantas tubuh Kopka Andi digantung sehingga seperti mati bunuh diri.

Isteri Kopka Andi yang melihat langsung jasad suaminya yang tergantung melihat sejumlah kejanggalan, di antaranya, tangan suaminya yang masih dalam posisi terborgol, serta ditemukannya luka lebam di sejumlah bagian tubuh.

"Kalau orang mati gantung diri, pasti lidahnya menjulur keluar. Tapi ini tidak, di celana Kopka Andi juga tidak ditemukan cairan sperma," ujar kuasa hukum keluarga Kopka Andi, Abu Hanifah, Jumat (21/11/2014) setelah menemui pejabat Kodam V Brawijaya di Surabaya.

Pihaknya menduga, ada aksi penganiayaan yang dilakukan oknum anggota Kodim Lamongan, dengan tujuan agar Kopka Andi mengakui tuduhan aksi pelecehan seksual atas putri Dandim Lamongan yang masih berusia di bawah umur.

"Sebelumanya, Kopka Andi bersikeras menolak dituduh melakukan pelecehan seksual kepada putri atasannya. Itu sudah ditegaskan di hadapan intel Kodim dan kepada isterinya sendiri," ujar Abu Hanifah.

Dia berharap, pihak Kodam V Brawijaya transparan terhadap kasus tersebut. Jika memang ada penganiayaan, maka segera ditetapkan sebagai tersangka, dan dihukum sesuai aturan yang berlaku. Kopka Andi ditemukan tewas gantung diri oleh isterinya sendiri Ika Sepdina, di ruang penyidikan Intel Kodim Lamongan, 12 Oktober lalu, dalam keadaan tangan masih diborgol. Pihak Kodim menegaskan Kopka Andi tewas karena gantung diri, namun keluarga Kopka Andi tidak percaya, karena ditemukan sejumlah luka lebam di tubuh Kopka Andi. Sebelum tewas, Kopka Andi dituduh melakukan pelecehan seksual kepada putri atasannya sendiri, yakni Dandim Lamongan, Letkol Ade Rizal Muharram. (K15-11)

Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor : Caroline Damanik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar