Jumat, 19 Desember 2014

Dituduh cabuli anak Komandan Ajudan Dandim Lamongan diduga tewas dianiaya di Makodim


Kokpa dwi disiksa hingga tewas
Banyak yang janggal dari kematian Kopka Andi Prya Dwi Harsono, anggota TNI AD yang dinas Kodim Lamongan sekaligus ajudan Dandim Lamongan.

Disebut tewas gantung diri di ruang penyidikan Makodim Lamongan, Kopka Andi Prya Dwi Harson, namun tangan korban dalam posisi terborgol dan jarak kakinya dengan lantai cuma 5 cm.

Baca juga: Istri Dandim Lamongan disebut kirim SMS intimidasi ke istri korban dan Makam anggota TNI dibongkar keluarga korban

Abu Hanifah pengacara keluarga Kopka Andi Prya Dwi Harsono mengatakan, kematian kliennya memang sangat banyak kejanggalan sehingga diragukan akibat bunuh diri. “Masak melakukan bunuh diri dengan cara tangan diborgol, sedangkan posisi mengantungnya korban juga sangat aneh. Mana kuat tali dari celana training untuk menahan tubuhnya yang menggantung. Sehingga kami menduga kuat ada rekayasa dibalik kematiannya,” ungkapnya saat berada di makam korban yang dibongklar untuk keperluan otopsi di desa Pulosari, Kelurahan Pare, Kecamatan Pare, Selasa (3/12/2014).
Selain itu di tubuh korban juga penuh lebam sehingga diperkirakan sebelum meninggal korban lebih dulu dianiaya. “Anehnya lagi, lazimnya orang yang meninggal akibat gantung diri pasti lehernya menjulur, ada cairan sperma keluar dan bekas kotoran di celananya. Namun celana korban bersih tak ada bercak sperma atau kotoran,” tandas Abu Hanifah.

Pengacara ini lalu menceritakan kronologis tewasnya Kopka Andi Prya Dwi Harsono versi Kodim Lamongan. Sebelumnya Kopka Andi Prya Dwi Harsono dituduh berbuat cabul terhadap anak Komandannya, Dandim Lamongan.

Peristiwa itu bermula saat Dandim Lamongan meminta Kopka Andy Dwi Harsono memandikan anak perempuan komandannya yang masih berusia 4 tahun. Mendadak anak berusia 4 tahun itu mengeluh `titit`nya sakit. Ny Gina, istri Dandim lamongan langsung melaporkan hal itu ke suaminya.

“Tanpa dilakukan visum lebih dulu, Dandim lamongan langsung memerintahkan anak buahnya melakukan pemeriksaan terhadap Kopka Andi Dwi Harsono,” jelas Abu Hanifah panjang lebar.

Hingga berita ini diunggah, belum diketahui secara jelas penyebab kematian Kopka Andi Prya Dwi Harsono. Petugas forensik dari Kodam V/Brawijaya yang melakukan pembongkaran makam untuk membawa jasad korban guna kepentingan otopsi masih belum bisa dikonfirmasi.

Seperti diberitakan Lensa Indonesia, kasus meninggalnya anggota TNI AD Kopka Andi Pria Dwi Harsono, bertugas di Kodim Lamongan, yang sebelumnya dilaporkan mengakhiri hidup dengan cara gantung diri diprotes keluarga korban dan menuntut dilakukan otopsi serta pembongkaran makam korban di desa Pulosari Kelurahan Pare, Kecamatan Pare, Kediri, Selasa (2/12/2014) pagi.

Pihak keluarga menduga kematian Kopka Andi Pria Dwi Harsono tidak wajar karena saat jenasah dipulangkan di kediamannya, tubuhnya penuh luka lebam. “Diantaranya di wajah dan tubuhnya ada luka lebam seperti bekas pukulan,” ungkap salah satu keluarga korban, Handoko saat diwawancarai Lensa Indonesia.

Sementara Edy Pryambodo petugas pemulasaran jenasah dari GKJW Pare, saat dikonfirmasi membenarkan adanya ketidak wajaran tubuh anggota Kodim Lamongan itu saat dimandikan. “Memang benar tubuh korban mengalami beberapa lebam dan bekas sabetan karena nampak dadanya banyak bilur-bilur merah dan juga ada bekas luka menghitam. Selain itu muka dan mulut korban nampak pecah seperti bekas pukulan,” ungkapnya yang memandikan jenasah saat itu. @andik kartika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar