Pacitan, Kamis Tgl 11 Oktober 1018
Pkl 09.30 s.d 12.00 Wib. Bertempat di Gedung MUI ( Majelis Ulama Indonesi )
Kab. Pacitan telah dilaksanakan kegiatan Seminar Kebangsaan dengan tema
"Pemuda Pelopor Persatuan, Visi Kepemimpinan Pemuda ditengah Arus
Tantangan Jaman diikuti +- 100 Orang sebagai penanggung jawab Drs. Imam Sarjito
( Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol ) Kab. Pacitan, dengan narasumber Dandim
0801/Pacitan ( Letkol Kav. Aristoteles H.N.L ), Kakesbangpol ( Drs. Suhariyanto
MM ). Kakemenag ( Drs.Nurul Huda ).
Hadir dalam kegiatan Seminar
Kebangsaan Di Gedung Mui Kab. Pacitan Dandim 0801/Pacitan
( Letkol Kav. Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang ). Kakesbangpol ( Drs.
Suhariyanto MM ). Ka kemenag ( Drs. Nurul Huda ). Kabid Integrasi bangsa
kesbangpol ( Drs. Imam Sarjito ).
Seluruh Ketua Ormas Kemahasiswaan. Ketua OSIS SLTA se Kec. Pacitan.
Dandim 0801/Pacitan ( Letkol Kav.
Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang ) Ucapan selamat datang kepada seluruh
peserta seminar kebangsaan. Diharapkan dengan adanya kegiatan Seminar
kebangsaan ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan kita sebagai generasi
muda tentang AGHT ( Ancaman Gangguan Hambatan dan Tantangan ) yang ada di saat
ini.
Seminar Wawasan Kebangsaan oleh
Dandim 0801 Pacitan Menjaga keutuhan Bangsa Indonesia dari bermacam ancaman
mulai dari Ideologi ,Narkoba, Radikalisme, Terorisme, Aparat Keamanan TNI dan
Polri menangkap Gerakan bersenjata liar separatisme yang sudah terjadi di luar
jawa ,ancaman yang dihadapi pemuda masa kini adalah Penyalahgunaan Narkoba,
Bahaya Mensos, konflik sara, Bahaya gaya jati diri, Tahun 2018 adalah tahun
politik jangan sampai generasi muda terpengaruh yang bernuansa konflik karena
segala cara para calon akan ditempuh yang berdampak Konflik Sosial
Lebih lanjut Dandim Mengingatkan
2021 - 2030 Bangsa Indonesia akan ada bonus Demografi yaitu dihuni oleh manusia
produktif, sebagai generasi muda jaga kearifan lokal dan bisa memahami
perbedaan jangan menyebarkan berita Hoak jaga ciptakan kedamaian dan
ketenangan, Menimbulkan saling menghargai segala perbedaan dan keberagaman kita
rawat kebhenikaan tunggal ika, Pancasila dan UUD 45 Sudah Final,Kyai Drs. Nurul
Huda tokoh Kabupaten Pacitan bersama ulama' dan tokoh Agama menyatakan pertama
kali Pancasila azas tunggal
Oleh karena itu sebagai generasi
muda tetap waspadai Ancaman dan rongrongan dari luar dan dari dalam serta tetap
jaga persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap utuh dannkokohnya nya kedaulatan NKRI.
Kita sebagai generasi muda harus
mampu meneruskan semangat dan perjuangan para pahlawan-pahlawan pendahulu kita
mereka mampu melampaui tantangan dizamannya
walaupun saat itu pendahulu kita tanpa di lengkapi dengan tehnologi yg
canggih seperti saat ini.
Jangan takut untuk mencoba dan
bereksperimen. Salah itu biasa tetapi bagaimana kita memperbaiki kesalahan kita
untuk kebaikan dimasa depan, Tanpa salah kita tidak akan pernah tau menjadi
benar.
Tantangan generasi saat ini lebih
berat dari generasi yg lalu. Jangan anggap remeh dirimu lakukan yg terbaik
kalau anak muda tidak punya tantangan dan idealisme maka Indonesia dan Pacitan
akan begini-begini saja. Kebudayaan akan punah karena para pemudanya tidak
mampu menjawab tantangan yang ada.
Drs. Nurul Huda Ka Kemenag Pacitan,
sebagai narasumber juga menyampaikan Potensi menghadapi radikalisme hasil
potensi tahun 2016 radikalisme sebanyak 12 juta orang anak muda yang terlibat
radikalisme di seluruh Indonesia di kalangan dewasa16 ribu sdh masuk radikal,
Dalam hadist memaki sesama muslim dan membunuh orang islam adalah kafir,
Terorisme ingin mendirikan Negara apabila ada yang menghalanginya sebagai Toghot
ancaman terhadap aparat keamanan karena aparat yang menghalanginya gerakan
radikalisme, Memantapkan Ideologis Kebangsaan, sejarah Negara Republik
Indonesia didirikan oleh Masayik,Ulama, Tokoh -tokoh dan Fatwah Kyai Agama
mayoritas agama Islam (Membela dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Republik
Indonesia adalah Mati Syahid), Menceritakan sejarah Hari Pahlawan 10 Nopember
semua Aparat keamanan dan para Ulama, Kyai ,Tokoh dan para santri semua
berkumpul di Surabaya untuk membela Negara Republik Indonesia, Cinta Kepada
Negeri ,Cinta Kepada Tokoh dan Kyai sehingga tidak terpengaruh terhadap
Radikalisme,
Kakemenag ( Drs. Nurul Huda ) Memasuki
zaman milinial yang semuanya serba tehnologi yg canggih Sebagai generasi muda
kita tidak boleh larut dalam eforia apalagi ikut-ikutan menyebar berita-berita Hoak yang sat ini sedang marak terjadi.
Dengan canggihnya tehnologi saat ini
semakin banyak Video-video porno dan semakin tingginya angka perceraian di
masyarakat. Sebagai generasi muda tidak usah berfikir aku nanti jadi apa,
tetapi lakukan saja yang terbaik hari ini maka insya alloh masa depan kalian
akan cerah.
Jauhi kegiatan-kegiatan radikal baik
yg berkedok agama maupun yang lain. Apabila generasi muda sudah mampu memahami
Agama dan mengamalkan nilai2 kebangsaan yang ada di Indonesia maka akan
tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada narasumber lain yaitu saudara Drs.
Suhariyanto MM Kakesbangpol juga menyampaikan .Ancaman Radikalisme yang
mengatasnamakan Agama merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara
total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai nilai secara
drastis lewat kekerasan dan aksi aksi ekstrim, Beberapa ciri yang bisa dikenali
dari sikap dan paham Radikal yaitu Intoleran (Tidak mau menghargai pendapat dan
keyakinan orang lain), Fanatik (Selalu merasa benar sendiri mengganggap orang
lain salah)
Kakesbangpol ( Drs. Suhariyanto MM )
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah air Indonesia
sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggarakan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Pada zaman saat ini nilai-nilai
kebangsaan pada generasi Muda mulai kelihatan mengalami erosi tetlihat sat ini
anak-anak muda lebih bangga menggunakan bahasa asing dan kebarat baratan dari
pada bahasa Indonesia yang jelas-jelas sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Menguatnya primordialisne (
loyalitas yang berlebihan pada kelompoknya ) sehingga menganggab kepompok lain
tidak penting yang mengakibatkan sering terjadinya gesekan/ bentrokan dengann kelompok
lain. (SWR/0801)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar