Rabu, 23 Mei 2018

Korem 071/Wk Gelar Upacara Peringatan Hari Kabangkitan Nasional Ke-110

Korem 071/Wk gelar Upacara bendera dalam rangka peringati Hari Kebangkitan Nasional Ke-110 Tahun 2018.

Selaku Irup Kasilogrem 071'Wk Letkol Inf Drs.Fajari, dihadiri dan diikuti para Perwira, Bintara,Tamtama dan PNS Makorem 071/Wk dan Balak Aju Kodam IV/Diponegoro jajaran Korem 071/Wk, bertempat dilapangan Upacara Makorem 071/Wk Jl.Gatot Subroto No.1 Sokaraja Banyumas, Senin (21/05/2018.)

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara, dalam amanat tertulisnya menyampaikan salah satu inspirasi yang bisa kita serap dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah organisasi modern pada Tahun 1908 adalah munculnya Sumber Daya Manusia Indonesia yang terdidik, memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan, dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan.


"Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul, inilah semangat kebangkitan nasional", ungkapnya.

"Ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa. Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa", terangnya.

Namun, lanjutnya. Sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama, kemerdekaan bangsa.

"Bersatu, adalah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia, namun pada saat yang sama tantangan yang maha kuat menghadang di depan. Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan", terangnya.

Dikatakan, Presiden Pertama dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu idee, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan.

"Butir kelima dari Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berisi visi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan", paparnya.

Dikatakan, pada awal tahun ini, visi tersebut mendapat penekanan lebih melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia pada Tahun 2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya.

"Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya", jelasnya.

Oleh sebab itu, tema “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital” dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018 ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar