Nganjuk, Untuk kesekian kalinya alat pertahanan negara
menggelar kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kabupaten Nganjuk.
Kali ini, di bawah Komando Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Arh Sri Rusyono S,
SE, para personel berseragam hijau loreng bersatu padu membangun infrastruktur
jalan di Bumi Anjuk Ladang.
Beberapa waktu terakhir
pemandangan berbeda terlihat di jalan penghubung antara Desa Losari Kecamatan
Gondang menuju Desa Lengkong Lor Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk.
Ratusan personel TNI turun ke
lapangan melakukan pembangunan jalan. Meskipun peralatan yang digunakan tidak
secanggih layaknya kontraktor proyek, namun mereka terlihat tulus melakukan
pembangunan fisik dengan semaksimal mungkin.
Mokhamad Kuswanto, salah satu
warga Desa Lengkong Lor, mengaku sangat bersyukur dengan adanya pembangunan
jalan di desanya oleh personel TNI. Bahkan, dia bersama warga sekitar mengaku
siap memberikan bantuan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
“Jalan ini yang bangun bapak TNI
‘nyengkuyung’ bersama warga. Kami sangat berterima kasih dan siap memberikan
bantuan sewaktu-waktu secara ikhlas,” ungkapnya.
Lebih jauh, Kuswanto mengisahkan
jika sebelumnya di kampung ini beredar cerita sejarah dari para sesepuh kalau
suatu saat akan ada pembangunan jalan di daerah tersebut. Bahkan, warga
meyakini cerita itu suatu saat akan menjadi kenyataan.
“Di sini beredar cerita sesepuh
secara turun-temurun sekitar delapan generasi. Masyarakat percaya jika suatu
saat ada ‘selendang kuning’ di sini, dan ternyata terbukti (selendang kuning)
yang dimaksud adalah alat berat untuk pembangunan jalan,” katanya.
Kuswanto menyebut sebelumnya
akses jalan ke Gondang berjarak sekitar 10 kilometer dengan waktu tempuh
sekitar satu jam setengah. Dengan adanya infrastruktur jalan yang baru ini, dia
meyakini jarak tempuh akan lebih cepat hingga kurang dari satu jam.
“Setelah ini mungkin (menuju
Gondang) kurang dari satu jam, karena jalannya sudah bagus. Ini tentu sangat
membantu sekali bagi kami lantaran membuat aktivitas warga menjadi lancar,”
tukasnya.
Menurut keterangan warga, sebelum
jalan dibuka seperti ini butuh tenaga ekstra ketika warga menggunakan roda
transportasi. Terlebih saat musim hujan tiba, petani yang mengangkut hasil
panen akan mengalami kesulitan mengangkut hasil panennya.
Padahal jalur ini merupakan
penghubung beberapa desa, namun banyak sekali kendaraan yang belum bisa
melintas secara lancar. Hanya roda dua yang sudah dimodifikasi saja yang dapat
melintas, sehingga pengendara harus berputar arah meskipun jarak tempuh menjadi
lebih jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar